Salah satu magnet bagi pengunjung adalah Upacara Pemotongan Rambut Gimbal oleh suku Gimbal Dieng. Namun tak hanya itu, Penampilan dari Cak Nun dan Kiyai Kanjeng, dan suguhan musik jazz memberi warna dan daya tarik tersendiri pula bagi wisatawan
Seluruh homestay dan hotel di sekitaran Dieng dipadati tamu. Bahkan area camping di kawasan Candi Arjuna yang disiapkan secara khusus untuk mengatasi penuhnya penginapan pun juga penuh.
DCF adalah perpaduan antara musik modern, musik klasik Jawa, dan seni tradisional Jawa seperti wayang, dan penampilan beberapa performer/seniman/artist , seperti Kiai Kanjeng Emha Ainun Nadjib.
ARSIP BIRO HUKUM DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENPAR
Prosesi pemotongan rambul gimbal oleh Staf Ahli Bidang Multikultural Kemenpar, Harry Untoro di Candi Arjuna, Dieng, Minggu (7/8/2016).
Hal serupa pun disampaikan Hari Untoro Drajat, seorang Staf Ahli Menpar di Bidang Multikultural yang turun secara langsung memantau persiapan acara itu. Menurutnya, suasana di Dieng mirip seperti Lebaran lalu. “Publishing-nya memang mengena sehingga memancing banyak orang untuk datang ke Dieng," kata Hari.
“Acaranya berlangsung sukses. Kalau dihitung semua wisatawan yang datang sekaligus juga menikmati festival sekitar 90.000-an wisatawan. Tiket habis. Penginapan penuh semua. Dieng Culture Festival memberi berkah besar bagi warga sekitar Dieng.” ungkap Ketua Paguyuban Wisata Dieng Pandawa, yang juga Ketua DCF VII, Alif Fauzi, Minggu (7/8/2016).
ARSIP BIRO HUKUM DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENPAR
Prosesi pemotongan rambul gimbal oleh Staf Ahli Bidang Multikultural Kemenpar, Harry Untoro di Candi Arjuna, Dieng, Minggu (7/8/2016).
Prosesi pemotongan rambut gimbal telah menyedot perhatian yang sangat besar. Ribuan wisatawan dari berbagai daerah maupun mancanegara berbaur melihat prosesi ini.
Semua pengunjung dengan setia mengikuti prosesi ruwatan yang diikuti oleh sebaanyak 11 anak berambut gimbal. Dimulai dari kirab budaya dari rumah tetua adat Dieng, Mbah Naryono, hingga prosesi perjalanan menuju kompleks Candi Arjuna.
Acara semakin terasa meriah setelah di area parkir kompleks Candi Arjuna, ke-sebelas anak berambut gimbal disambut sejumlah pemimpin daerah. Mulai dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet, dan Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, tak luput pula tamu undangan lainnya.
ARSIP BIRO HUKUM DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENPAR
Prosesi larungan yaitu menghanyutkan rambul gimbal yang sudah dipotong dan dimasukkan ke kendi bersama sesaji di Telaga Warna, Dieng, Minggu (7/8/2016).
Adinda Wijayanty Putry (4), putri pasangan Mahfudz dan Linda Susanti, mendapat giliran pertama untuk menjalani prosesi pemotongan rambut gimbalnya. Warga Kota Depok, Jawa Barat itu meminta rambutnya dipotong langsung oleh Mbah Naryono.
Selanjutnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut serta memotong rambut Madina Jauza Aina Effendy (6,5), putri pasangan Bilal dan Ayu, warga Kecamatan Batur, Banjarnegara. Setelah seluruh anak berambut gimbal itu diruwat, potongan rambut bocah gimbal tersebut dilarung di Telaga Warna, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo.
Melihat potensi tadi, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bergegas mengambil ancang-ancang untuk membenahi Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah.
ARSIP BIRO HUKUM DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENPAR
Ribuan wisatawan dari dalam dan luar negeri memadati acara Dieng Culture Festival 2016.
“Ini harus dikelola dengan baik. Wonosobo dan Banjarnegara tidak boleh berebutan. Nanti ada pintu masuk dari Batang, sehingga pengelolaan Dieng harus dilakukan bersama-sama sebagai satu kawasan.” kata Ganjar.
Ke depannya, tiket masuk ke KWDT Dieng hanya dipungut satu kali yaitu berupa tiket terusan. Ganjar menambahkan, “Kemarin, para konsultan pemenang tendernya sudah bertemu saya. Sudah memaparkan apa yang sudah dikerjakan dan review di Dieng. Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa mulai dikerjakan,”
Sumber artikel: travel.kompas.com