Ditandai dengan diaraknya sepasang pengantin tebu. Ritual ini merupakan pernikahan tebu laki-laki dan perempuan.
Pengantin tebu ini sebelum dimasukkan ke mesin giling diarak keliling sekitar pabrik gula.
Arak-arakan pengantin tebu yang diberi nama Bagus Hartoko berasal dari Kebun Polokarto, Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan, satunya Rara Hartati dari Kebun Kalijirak, Kecamatan Tasikmadu, dimulai dari kebun tebu yang berada di Desa Suruh, Kecamatan Tasikmadu.
Prosesi kirab temanten sendiri juga diiringi sekitar 31 batang tebu, yang dimulai dari rumah besaran menuju Rumah Dinas Administratur Pabrik Gula (PG) Tasikmadu.
Sesampainya di halaman Rumah Dinas Administratur PG Tasikmadu, untuk selanjutnya, dibawa masuk ke tempat mesin giling di dalam pabrik, untuk menandai musim giling tahun 2019.
Manager PG Tasikmadu Afedeling Colomadu, Triono mengatakan, upacara tebu manten ini merupakan tradisi yang digelar setiap tahun yang jatuh di Jumat Pon.
"Upacara manten tebu ini, sebagai tradisi yang digelar setiap tahun jatuh di Jumat Pon," jelasnya, Jumat (4/5).
Triono menambahkan, menyiapkan pencapaian target, pihaknya menyiapkan pabrik semaksimal mungkin seperti penambahan power dan perbaikan mesin giling.
Recana giling nanti akan kita lakukan setelah perayaan hari raya Idulu Fitri mendatang. Sistem permesinan juga semakin baik, dengan menggunakan elektro motor,” jelasnya.
Tahun ini, menurut Triono, diprediksi digiling sebanyak 195.139 ton tebu dari lahan di enam wilayah kabupaten di Solo Raya. Disisi lain, luas tanam tebu hanya tersisa 3,240.430 hektar yang berada di tujuh kabupaten ditambah Ngawi.
Sumber: rmoljateng.com