Kisah Bisnis Kuliner Gibran Rakabuming

Bisnis kuliner hingga saat ini masih menjadi cabang bisnis yang cukup menggiurkan bahkan bisa disebut sebagai salah satu bisnis yang tak pernah mati. Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Joko Widodo juga cukup cerdas dalam menangkap peluang ini.

Setelah lulus kuliah di University of Technology Sydney, Australia, pada 2010 lalu, Gibran kembali ke Solo untuk merintis usaha katering. Ia melihat peluang dari usaha ini, apalagi saat itu orang tua gibran telah memiliki Gedung Graha Saba Buana, sebuah gedung pertemuan yang sering digunakan oleh masyarakat Solo untuk resepsi pernikahan.

Menurut Gibran, biaya pernikahan paling besar sering terletak pada kebutuhan konsumsi. Untuk itulah untuk melengkapi kebutuhan pelayanan Gedung Graha Saba Buana ia kemudian mendirikan katering Chilli Pari pada Desember 2010.

 

2

 

Kemandirian tampak jelas pada pribadi Gibran, meski ia adalah anak dari orang nomor satu di Solo pada waktu itu, pria ini tetap teguh pada pendiriannya untuk mendirikan bisnis kuliner walaupun Jokowi menawarkan untuk meneruskan bisnis mebel yang selama itu telah digeluti.

Meski saat itu ayahnya tengah menjabat sebagai Walikota Surakarta, namun Gibran tidak lantas bergantung pada ayahya. Dengan modal pinjaman dari bank, akhirnya Gibran berhasil mendirikan katering Chilli Pari. Ia membuat interior kantornya dengan bergaya resto agar calon klien bisa mencicipi langsung citarasa hidangan yang bakal tersaji di perhelatan.

Banyak strategi yang dilakukan Gibran agar bisnisnya bisa bersaing dengan bisnis serupa yang sudah terlebih dahulu ada. Sebagai pendatang baru bisnis ini, ia aktif menjaring konsumen, menyebar sendiri brosur di sejumlah event, mengirim masakan Chilli Pari ke sejumlah perkantoran sebagai sampling /test food, dan lain sebagainya.

Nama katering Chilli Pari mulai dikenal dan dipercaya oleh masyarakat sejak usaha ini mendapatkan pelanggan pertamanya. Sebuah bank di Solo saat itu menggelar rapat dengan memesan makanan dari Chili Pari hingga lebih dari 100 paket. Sejak saat itulah  kapasitas jasa kateringnya pun terus meningkat hingga 5.000 paket dalam satu bulan. Bahkan, saat ini mencapai 40.000 paket dalam satu bulan.

Setelah katering Chilli Pari cukup ramai, Gibran berinisiatif untuk melengkapi bisnisnya yang terkait dengan usaha pernikahan, seperti percetakan undangan, rias pengantin, souvenir, dan dokumentasi. Dia menawarkan paket pernikahan, mulai dengan banderol Rp 73 juta untuk 1.000 tamu, yang mana termasuk biaya sewa gedung Graha Saba.

Katering Chilli Pari pada mulanya dirintis dari kantor sewaan, dan saat ini telah menempati kantor sendiri. Market untuk Chili Pari tak terbatas di wilayah Solo saja, namun sudah melebar hingga seluruh wilayah Jawa Tengah sampai Jawa Timur.

Gibran mengaku dalam jangka waktu tiga tahun usaha kateringnya telah mencapai BEP atau balik modal. Dan hutang bank telah dilunasi dalam waktu empat tahun.

 

Merambah Aneka Bisnis Kuliner

1

 

Setelah sukses dengan bisnis katering Chilli Pari, pria yang lahir pada 1 Oktober 1987 ini mulai merintis bisnis lain. Dengan menggandeng temannya sebagai mitra bisnis, Gibran membuka Markobar yang mana menjual martabak dengan berbagai topping.

Teman yang juga mitra Gibran dalam Markobar merupakan generasi kedua pendiri Markobar, yang telah berdiri di Solo sejak tahun 1996. Dalam kemitraan ini, Gibran bertugas di bagian pemasaran, sementara mitranya bertanggung jawab di bagian produksi dan dapur.

Tak ingin melewatkan masa emas bisnis kuliner, Gibran membawa Markobar keluar dari Solo. Selain di Solo, Hingga saat ini Markobar telah memiliki 5 gerai yang masing-masing tersebar di Yogyakarta, Semarang, dan Jakarta.

Rata-rata pesanan untuk Markobar Jakarta berkisar antara 150 – 200 loyang dalam satu hari. Martabak ini dibanderol mulai dari harga Rp 45.000 dengan topping standar untuk satu rasa, hingga seharaga Rp 90.000 untuk martabak dengan topping delapan rasa.

Gibran menetapkan tarrget, untuk setiap pembukaan satu gerai, modalnya yang diinvestasikan harus kembali dalam waktu tiga bulan. Dengan asumsi ini, dia merencanakan untuk membuka dua gerai Markobar setiap dua bulannya.

Sepanjang tahun 2016, Gibran menargetkan membuka gerai baru di Bali, Bandung, Manado dan menambah gerai baru di Jakarta.

Bersamaan dengan Markobar, bersama mitranya, Gibran juga mendirikan kedai kopi CS Coffee Shop. Hingga 2016, sudah ada tiga gerai di Solo, Semarang dan Yogyakarta. Kedai kopi ini berada dalam satu lokasi yang sama dengan gerai Markobar.

Selain itu, Gibran juga masih memiliki bisnis kuliner lain, yakni Ceker Ayam Bakar. Tak berhenti di sana, Gibran berencana menambah bisnis kuliner baru, yaitu Pasta Buntel.

Sulung dari tiga bersaudara ini mengaku, tak hanya Markobar, namun terdapat bisnis lain yang ia jalani bersama teman-temannya sebagai mitra. Dia juga selalu mendapat peran di bagian pemasaran. Tak menutup kemungkinan, ia akan menambah usaha kuliner baru jika prospeknya bagus.

 

 

 


sumber: webbisnis.com

 

Bagikan Informasi ini ke :

Tentang Kami

Pusat Informasi Pariwisata dan Direktori Bisnis Jawa Tengah. Pentingnya menjaga Eksistensi Usaha Anda dengan mempromosikan profil usaha secara Online melalui VisitJateng.com.

Posting Terbaru

Statistik Website