Larung sesaji dalam tradisi sedekah laut itu ditujukan sebagai bentuk wujud syukur para nelayan atas tangkapan ikan yang melimpah, sehingga meningkatkan kesejahteraan para nelayan.
Sebelum melakukan prosesi larungan, Bupati Kendal ini menyampaikan salam dan narasi singkat kepada nelayan, kepala desa, dan segenap warga Desa Gempol Sewu di lokasi pelelangan ikan TPI Tawang.
Mirna mengucapkan rasa terima kasihnya kepada warga yang selama ini masih melestarikan dan menjaga tradisi sedekah laut di Desa Gempol Sewu. Dirinya berharap ke depannya nelayan melakukan kerjasama dengan SKPD terkait baik Dinas Perikanan dan Kelautan maupun Dinas Pariwisata untuk membentuk sebuah Badan Usaha Milik Desa supaya warga desa dapat mengelola potensi desa mereka terutama di bidang perikanan, kelautan dan pariwisata. Mirna berharap Desa Gempolsewu menjadi contoh desa dengan pendapatan yang tinggi di bidang kelautan dan perikanan.
Mirna juga menyampaikan apresiasi kepada warga dan nelayan Tawang, lantaran nelayan di Desa Gempolsewu ini sudah mempunyai asuransi BPJS Nelayan yang mana merupakan contoh baik bagi desa nelayan lainnya. Selain itu ia juga mengapresiasi kinerja Kecamatan Rowosari yang telah menjalankan program lingkungan bersih terutama di kampung nelayannya.
Kepala Desa Gempolsewu, Heri Mardiyanto, mengatakan bahwa tradisi melarung kepala sapi ke tengah laut sudah sejak lama dilakukan oleh nelayan setempat. Tradisi tersebut dilakukan sebagai simbol rasa syukur atas apa yang telah warga dapatkan selama mencari rezeki dari hasil laut yang menghidupi mereka selama ini.
Perayaan sedekah laut ditandai dengan pelepasan sebuah miniatur perahu nelayan di Pantai Tawang. Miniatur perahu tersebut terbuat dari dari kayu, bambu, dan kertas berukuran 1,5 meter. Isi di dalam miniatur perahu tersebut berupa barang kebutuhan hidup seperti makanan, buah-buahan, pakaian, dan perlengkapan nelayan lainnya dan dilengkapi dengan beraneka warna hiasan dan bendera.
Sumber: berita.suaramerdeka.com (Rosyid Widho/CN38/SM Network)